Month: Desember 2011

Asal Mula Kembang Api

Kembang Api

Kembang Api

Sejarah kembang api bermula dari China. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak yang secara tidak sengaja
mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat), belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal). Ternyata, campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar.
Jika mesiu dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya,kemudian sumbu itu dibakar,
maka mesiu itu akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras. Petasan ini kemudian dipercaya dapat
mengusir roh jahat. Kemudian petasan jenis ini dipakai juga pada perayaan pernikahan, kemenangan perang,
peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan. (lebih…)

Kekerasan Atas Nama Agama; Perspektif Fenomenologi

Puing-puing Pesantren Syi'ah yang dibakar massa yang tidak bertanggungjawab di Sampang, Madura

Puing-puing Pesantren Syi'ah yang dibakar massa yang tidak bertanggungjawab di Sampang, Madura

Oleh: Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si

Saat itu saya sedang menonton TV One sekitar pukul 13.00 WIB ketika seorang penyiar menyampaikan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi tepat di depan Gereja Bethel Injil Sepenuh,    Solo, Jawa Tengah. Seketika saya tersentak sambil bergumam mengapa peristiwa seperti itu terjadi lagi di negeri ini. Pasalnya, pada bulan Ramadan yang lalu saya sempat menjadi pembicara dalam konferensi internasional di depan para pemimpin agama Katolik dari banyak negara, mulai Amerika Serikat, negara-negara Kepulauan Pasifik, Jerman, Filipia, Australia, Jepang, Selandia Baru, negera-negara Afrika, Lebanon, Turki, Thailand, Papua New Guniea, Singapura, Mesir, dan Indonesia sendiri. Saya berbicara tentang perjalanan Islam di Indonesia sepuluh tahun terakhir, tepatnya sejak berakhirnya kekuasaan Orde Baru. Saya sampaikan bahwa Islam sebagai agama wahyu memiliki misi ‘rahmatan lil alamin’, yang artinya Islam itu agama yang membawa rahmat bagi semua, termasuk bagi orang-orang yang bukan Islam sekalipun, lingkungan, dan alam sekitarnya. Sebagai pembawa rahmat, Islam menjamin kehidupan yang sejuk, nyaman serta  aman bagi siapa dan apa yang bersanding dengannya. Karena itu, semoga kekerasan atas nama agama tidak terjadi lagi di Indonesia. Seputar itu yang saya sampaikan kepada peserta yang semuanya adalah pemuka umat Katolik di negaranya masing-masing. (lebih…)

Runtuhnya Karakter Bangsa dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Oleh: Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si

Runtuhnya karakter bangsa Indonesia  yang mengemuka belakangan ini seperti terlihat pada memudarnya sikap toleran dan menghormati nilai-nilai pluralisme sehingga kekerasan begitu mudah terjadi  serta sikap tidak setia pada negara dalam bentuk  munculnya  gerakan untuk mendirikan negara berlandaskan agama seperti NII ditengarai ada sesuatu yang tidak beres  (there is something wrong) dalam  praktik  penyelenggaraan pendidikan kita, mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.  Berbagai bentuk anomali sosial dan anarkisme seperti tawuran, perusakan sarana publik, penipuan,  pelecehan seksual  hingga pembunuhan  dan berbagai bentuk  penyimpangan moral lainnya menjadi bukti konkret memudarnya nilai-nilai luhur yang selama ini melekat pada bangsa ini.

Anehnya, terhadap berbagai bentuk penyimpangan seperti itu sebagian masyarakat menyikapinya biasa-biasa saja (Kompas, 17/6/2011). Sanki sosial tak berlaku lagi dan sebagian masyarakat membiarkan,  bahkan apatis ketika penyimpangan yang sistematis di berbagai lini kehidupan hukum, pemerintahan, maupun pendidikan itu sendiri. Lebih tragis lagi, beberapa waktu terakhir ini  ada gejala sangat aneh bahwa petugas keamanan seperti polisi justru menjadi sasaran kekerasan, bahkan pembunuhan, para petugas hukum malah yang paling banyak melanggar hukum, hakim yang tugasnya menjadi benteng penegak keadilan justru mempertontonkan praktik ketidakadilan, kampus sebagai tempat para intelektual yang seharusnya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan menjauhi anarkisme juga tak luput dari aksi anarkis seperti  perusakan  laboratorium, ruang kuliah, perkantoran, intelektual yang mestinya mengedepankan argumentasi dengan nalar logis dalam menyelesaikan persoalan seolah melupakan etika akademik yang menjadi bagian kehidupannya. Semua menjadi tontonan gratis yang memilukan. (lebih…)

Moral Kapitalis; Kuasa Perusahaan Multinasional atas Hak Rakyat (Studi Kasus Papua)

Papua Yang Tertindas

Papua Yang Tertindas

“kadang saya sangat marah kepada tuhan. Dia telah menganugerahkan Papua dengan kekayaan yang begitu melimpah tetapi, tetapi orang luar datang dan mengambil semuanya dari kami. Rakyat Papua layaknya tikus yang mati di lumbung padi.”
(Dikutip dari pernyataan seorang tokoh masyarakat adat Papua)

Kedatangan Freeport di Timika, Papua Barat

Pada April 1965, empat tahun sebelum Penentuan Pendapat Rakyat diselenggarakan, Freeport Mcmoran Gold and Copper, sebuah perusahaan tambang terbesar yang berpusat di Amerika Serikat, melalui anak perusahaannya Freeport Indonesia (kemudian: Freeport), menandatangani sebuah persetujuan awal dengan rezim Orde Baru Soeharto untuk memulai operasi di Timika, Papua Barat. Berdasarkan pada persetujuan awal ini, kontrak kerja pertama (COW—Contract of Work) ditandatangani pada 1967, dua tahun sebelum penyelenggaraan Penentuan pendapat dan hasilnya secara formal disetujui oleh PBB. Kontrak Kerja pada 1967 merupakan persetujuan pertama yang ditandatangani oleh rezim Orde Baru Soeharto dengan perusahaan multinasional asing. Kontrak ini diperpanjang untuk kedua kalinya, yang ditandatangani pada 1991. (lebih…)

Kenaikan Isa Al Masih dalam Pandangan Islam

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul Allah bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun (yang diutus langsung oleh Allah) antara aku dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela (ajaran) Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah (pajak). Allah akan menghapuskan semua ajaran di zamannya kecuali (ajaran) Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal (Antikristus) dan dia akan hidup di bumi selama 40 tahun dan kemudian dia meninggal, kaum yang berserah diri kepada Allah Yang Tunggal akan menyembahyangkan jenazahnya.” (Hadis Abu Daud)

 

Menurut pandangan Islam, setelah Isa Almasih (Yesus Kristus) lolos dari rencana pembunuhan oleh orang-orang Yahudi, lalu diangkat ke langit dan masih hidup hingga saat ini, akan turun kembali nanti menjelang Hari Penghakiman dan bertugas selama 40 tahun untuk menegakkan kebenaran ajaran Allah dan meluruskan berita Injil Kerajaan Sorga yang pernah diajarkannya, di antaranya meluruskan berita penyaliban, karena Isa, sang Juruselamat, selama misinya hingga terangkatnya ke langit, dipercayai sama sekali tidak pernah mengalami penyaliban seperti yang dilihat dan dituliskan oleh pengikutnya, juga akan membunuh babi yang telah dihalalkan oleh umat Kristen non-Yahudi (sekarang Kekristenan arus utama) berdasarkan penafsiran beberapa ayat Alkitab, di mana ia sendiri tidak pernah membatalkan hukum Taurat sedikit pun dan menghalalkan babi sejak Allah haramkan lewat kitab Taurat. (lebih…)

Tubuh Sosial; Diskriminasi di Relung Publik

Oleh: Wahyu Budi Nugroho
…adalah Anthony Synnott, sosiolog asal Montreal, Kanada pelopor kajian mengenai “tubuh sosial”. Ia menghabiskan bertahun-tahun waktu produktifnya untuk mengkaji keterkaitan antara keberadaan (baca: penampakan) body ‘tubuh’ dengan tanggapan/respon masyarakat. Dalam kajiannya, ditemui bahwa pendapat masyarakat luas akan tubuh individu telah terkonstruksi sedemikian rupa dari masa ke masa. Kesemua hal tersebut tak lepas dari konstelasi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupinya.
Sebagai misal, tubuh “gemuk” menjadi tren perempuan di era 1950-an, hal tersebut disebabkan oleh konstelasi pasca-Perang Dunia II di mana para pria kembali bekerja setelah berperang-angkat senjata, serta para wanita kembali ke rumah dan disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan rumah tangga; mengurus anak, suami, rumah, dsb. Alhasil, para wanita kala itu tak perlu “berpusing-pusing” mengatur diet. Satu dekade setelahnya, yakni di era 1960-an tubuh “kurus-kerempeng” menjadi tren tubuh wanita. Hal tersebut disebabkan oleh tren “rok mini” yang menunjukkan bentuk kaki panjang dan “ceking” wanita. (lebih…)

Fakta Cinta

Cinta, kadang tak disadari manusia, tumbuh dan bersemi di relung hati dan mengisi kekosongan.

Cinta kadang tak disadari manusia, tumbuh dan bersemi di relung hatinya.

Membahas soal cinta memang tak pernah ada habisnya. Dan Beriktu sejumlah fakta soal cinta, seperti: Ciuman terlama dilakukan oleh pasangan James Belshaw dan Sophia Severin, yang berhasil memecahkan the Guinness World Record dengan berciuman selama 31 jam, 30 menit dan 30 detik. Well, jangan tanya bagaimana rasanya.

Fakta Cinta 1, Ada 2 jenis ‘I do’ di dalam cinta. Yang pertama adalah ‘Everything I do, I do it for you’ seperti lagu yang populer dilantunkan Bryan Adams. Dan ‘Everything I do, I do it for myself’ cinta yang lebih mengutamakan kepuasan dan kepentingan diri sendiri. (lebih…)

Naskah Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia

Oleh A. Umar Said*)

Berhubung adanya berbagai reaksi terhadap tulisan tentang Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan permintaan pemuatan kembali teksnya secara keseluruhan, maka di bawah ini disajikan dokumen penting tersebut selengkapnya. Semoga pemuatannya kembali memudahkan bagi mereka yang ingin menyimpannya sebagai bahan dokumentasi dan referensi dalam perjuangan untuk menegakkan Hak Asasi Manusia di bumi Indonesia, yang setelah mengalami masa gelap selama 32 tahun, sekarang ini masih sedang terus bersama-sama melawan bahaya laten Orde Baru.
(Catatan : Diterjemahkan dari teks asli bahasa Inggris dan dibandingkan dengan teks bahasa Prancis)

MUKADIMAH (preamble)
Mengingat, bahwa penghargaan terhadap martabat (dignity) dan hak-hak yang setara dan tak terpisahkan (equal and inalienable rights) bagi semua anggota keluarga umat manusia (human family) adalah dasar bagi kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia, (lebih…)